SANG PERASA
Manusia diciptakan lengkap dengan indera perasanya, menyebabkan manusia mampu merasakan perasaan yang dialami oleh makhluk lainnya. Terkadang perasaan itu akan menyakiti mereka jika mereka terlalu peka. Disebuah kota besar di Indonesia, tepatnya di Jakarta ada seorang gadis berusia 20 tahun yang sangat terbelenggu dengan perasaan perasaan yang dialaminya . Gadis itu dilahirkan dari keluarga yang kaya raya. Ayahnya seorang pengusaha dan ibunya seorang politikus. Gadis itu bernama Felysita.
Saat ini Felysita sedang menempuh pendidikan diperguruan tinggi termahal di Tangerang. Setiap hari dia diantar jemput oleh sopir pribadinya. Dia tidak memiliki masalah apapun di sekolahnya. Dia tercatat sebagai siswa jenius disekolahnya. Kehidupan sekolahnya sangat menyenangkan. Kedua orangtuanya sangat memanjakannya dan membanggakannya. Hanya saja kadang dia tampak seperti orang yang berbeda setiap harinya.
Disuatu pagi yang cerah terdengar suara teriakan pembantu dari kamarnya. Ayahnya yang mendengar segera berlari menuju kamar Felysita setelah mendengar teriakan itu. Tampak oleh ayahnya Felysita sedang memegang perutnya dan mukanya sangat pucat. Ayahnya sangat panik melihat kondisi anaknya seperti itu. Dia segera memanggil dokter pribadi keluarga nya.Tak berselang lama dokter datang dengan semua peralatan yang dibawanya. Dia segera memeriksanya tapi dia tidak menemukan penyakit apapun. Felysita keadaannya normal jadi dokter hanya memberikan vitamin dan obat pereda sakit. Dan Felysita dianjurkan untuk istirahat dan gak boleh stress.
Keesokan harinya dikabarkan berita duka cita dari keluarganya di Medan. Pamannya meninggal dunia diakibatkan sakit perut yang sangat kronis. Semua keluarga terhenyak dengan kabar seperti itu. Ayah Felysita segera memesan tiket pesawat ke Medan serta melakukan tes swab sebelum pergi ke Medan. Jam 3 sore keluarga Felysita berangkat ke Medan dan tiba jam 5 sore. Setiba di sana mereka langsung mengikuti pemakaman jenazah hanya saja mereka tidak mengikuti tradisi dikarenakan tiba sore hari. Mereka tidak lama disana dikarenakan Ayah Felysita pengusaha yang sangat sibuk. Mereka kembali ke Jakarta jam 10 malam dan tiba jam 12 malam.
Setiba dijakarta mereka mampir dulu disebuah restoran yang terkenal sangat mahal. Bagi keluarga Felysita itu hanyalah restoran biasa. Ayah Felysita memesan meja untuk keluarga nya. Mereka duduk melingkar dan bahagia sudah sampai diJakarta kembali dan bisa memesan makanan. Ayah Felysita dan ibunya memesan
Komentar
Posting Komentar